Ada yang unik dari kisah perjuangan
Dokter Mangku Sitepoe. Beliau sangat mengenal profesinya dengan baik. Akan
tetapi, tak hanya satu profesi saja. Beliau merangkap dua gelar dokter, yaitu
dr. dan drh. yang berarti menjadi dokter manusia sekaligus dokter hewan. Sejak
tahun 1995, beliau tergerak membuka pengobatan gratis untuk warga miskin di
area Jakarta.
Munculnya Niat Membuka Pengobatan
Gratis
Pengorbanan memang diawali dengan
kerelaan hati. Semua itu membutuhkan proses dan bekal untuk saling memberi.
Sebelum sukses menyandang dua gelar dokter sekaligus, beliau mengalami
keresahan. Awalnya, beliau sudah mengambil jurusan kedokteran hewan di
Universitas Gadjah Mada dan setelah lulus bekerja sebagai dokter hewan. Sebuah
profesi yang mulia.
Seiring berjalannya waktu, tepatnya
ketika beliau berusia 40 tahun, banyak warga sekitar yang memintanya memeriksa
kesehatan mereka. Meskipun sudah dijelaskan bahwa dirinya adalah dokter hewan,
namun tetap saja masyarakat memintanya memeriksa. Sedikit banyak untuk hal
sederhana, Dokter Sitepoe bisa memenuhinya.
Dalam hatinya, beliau terus
berpikir bagaimana seandainya bisa menjadi dokter untuk manusia. Akhirnya,
beliau masuk ke Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara dan setelah
lulus mengambil pendidikan dokter spesialis penyakit bawaan yang bisa menular
dari hewan ke manusia. Kini, beliau bisa berkontribusi menjadi dokter untuk
hewan sekaligus manusia.
Semua ilmunya tersebut juga
menggerakkan hatinya untuk berkontribusi memberikan pengobatan gratis kepada warga
sekitar yang kurang mampu. Semua warga menyambut dengan gembira atas inisiatif
Dokter Sitepoe. Besar harapan mereka untuk mendapatkan pemeriksaan kesehatan,
terlebih saat mengalami persoalan kesehatan.
Perjuangan Mengabdi Demi Kesehatan
Warga Miskin
Sejak tahun 1995, beliau sudah
aktif memberikan pemeriksaan dan pengobatan gratis untuk warga miskin Jakarta.
Beliau juga rela menempuh perjalanan dengan berjalan kaki 5 km menuju pelosok
Jakarta yang akses jalannya kurang baik. Sampai kini usianya menginjak 84
tahun, beliau tetap aktif melayani masyarakat kurang mampu untuk memeriksakan
kesehatannya.
Berkaitan dengan usianya yang sudah tidak muda lagi, beliau
mengaku bahwa terkadang tangannya gemetaran ketika memeriksa pasien. Penurunan
fungsi tubuh ini tidak menghalanginya tetap berjuang. Oleh karena itu, beliau
berharap selalu sehat dan hidupnya lebih bermanfaat untuk orang lain melalui
ilmu dan pengalamannya sebagai dokter.
Perjuangan yang tidak mudah
tersebut tetap beliau lakukan agar lebih banyak lagi masyarakat yang dapat
hidup sehat. Gangguan kesehatan akibat lingkungan perkotaan yang kurang
bersahabat bisa ditanggulangi lebih dini dengan pelayanan kesehatan ini.
Dengan pelayanan kesehatan gratis, terdapat pemerataan kesehatan sampai
mencakup warga yang kurang mampu.
Berkat layanan pengobatan gratis
dari Dokter Sitepoe, banyak warga terbantu. Mereka yang kekurangan dari segi
finansial, tetap mendapatkan layanan kesehatan secara layak. Kondisi kesehatan
masyarakat juga meningkat. Dengan bantuan donasi seperti asuransi wakaf, semakin banyaklah warga yang terbantu. Bahkan,
tidak hanya di wilayah Jakarta, tetapi bisa meluas.
Setelah banyak ilmu diperolehnya
dan sudah berhasil merasakan arti diri bagi sesama, Dokter Sitepoe sangat
bersyukur. Di usianya yang sudah tak lagi muda, beliau dapat memanfaatkan ilmu
dan pengalamannya untuk orang lain, terutama warga kurang mampu. Pengorbanan
tersebut membuatnya lega dan bahagia. Ternyata, betapa indahnya menolong
saudara yang membutuhkan.
Berbagai pelajaran dapat diambil
dari pengorbanan Dokter Mangku Sitepoe. Beliau rela mendedikasikan diri untuk
seluruh warga miskin di Jakarta. Beliau berusaha terus menjadi solusi atas
berbagai persoalan kesehatan masyarakat kurang mampu. Melalui beliau, hadiah
kompetisi Blog Berlipatnya Berkah dari asuransi wakaf Allianz dapat diberdayakan bagi kesehatan.
0 komentar:
Posting Komentar